Pages

Friday, August 5, 2011

Melayani, melayani lebih sungguh.

23 tahun hidup di bumi Tuhan ini, pelbagai jenis orang, dengan pelbagai macam ragam telah saya temui. 1010 teman di facebook, jadi boleh saya katakan, saya telah hadapi beribu macam ragam manusia..Ada yang baik, buruk, manis, pahit, namun semua itu yang menjadikan kehidupan saya sempurna, tidak kosong dan sekaliguskan membuatkan saya sentiasa belajar.

Dan sememangnya, setiap perjalanan kehidupan itu ibarat guru-guru yang sentiasa memberi saya pelajaran yang mendewasakan saya. Bukan bermaksud saya ini sudah cukup dewasa atau sudah cukup matang, tapi setiap langkah saya membuat saya belajar menerima segala sesuatu dengan lebih wajar. 



"Taknak sakitkan dan susahkan hati sendiri dengan pikir yang bukan-bukan, yang negatif. Bukan macamana layanan orang pada kita yang mustahak, tapi macamana kita melayan orang kan.."

Dulu, saya anak kecil yang sangat sensitif, yang cepat tersentuh hatinya. Pantang dimarahi, diejek, ditertawakan atau diperkecilkan saya akan menangis dan terbawa-bawa oleh perasaan berminggu-minggu. Tapi, suatu kejadian mengajar saya ini " jangan peduli apa layanan orang pada kamu, tetapi layanlah orang sebaik dan seikhlas hati kamu". Saya ada satu teman, terlebih dahulu, andai kamu terbaca, maaf teman, bukan niat menyindir atau mengungkit di ruangan ini, tapi sekadar berkongsi apa yang saya pelajari dari kisah kita. Keakraban kami terjejas kerana sesuatu yang saya juga tidak pasti sebenarnya. Dan dari hari kehari teman ini semakin menjauh dan mula membezakan layanannya terhadap saya dengan teman-teman yang lain. Saya mula "invisible" dimata dia. Kami mula kurang bertegur dan saya terasa semakin dipinggirkan. Bila di facebook, dia boleh like & komen status dan post teman-teman lain, tetapi tidak saya. Bila saya wallpost, ia berlalu tanpa sebarang respon. Gurauan saya pula berlalu pergi bersama angin. Hati kecil ini semakin rasa diperkecilkan, dipinggirkan. Saya selalu persoalkan, "kenapa dengan dia', "kenapa layan saya macamni", "kenapa dengan orang lain dia ok, tapi tidak dengan saya", dan macam-macam lagi persoalan negatif. Dan saya puas menangis sebab semua ini. Saat ini, saya bukan sahaja rasa dipinggirkan, tetapi rasa kehilangan seorang teman yang sangat baik. Saya tak salahkan dia atas layanan ini, mungkin dia ada reason diakan, tapi, saya tak boleh tahan hati juga untuk terus kecewa dengan layanan dia. Sebulan, dua bulan, setahun, walau macamana pun saya berusaha untuk mengembalikan keadaan seperti sediakala, saya tidak pernah berjaya, malah dia semakin jauh dan jauh. Setiap kali terasa diabaikan, setiap titik air mata yang jatuh, lama-lama bertukar menjadi satu kekuatan dalam diri. Lama-lama, kekuatan yang tumbuh dalam jiwa ini membisik dan berkata ,"tak kisahlah macamana dia layan saya kan, dia mau lari, takut, benci atau sebagainya,saya tiada hak untuk menentukan bagaimana layanan yang dia harus berikan kepada saya, saya bukan Tuhan. Mungkin ada kelemahan saya yang saya tidak nampak yang buat dia menjauh. Semoga kelemahan ini hilang oleh keikhlasan.Semakin saya fikir, kenapa dia layan saya buruk dan sebagainya, saya akan semakin sakit dan susah hati. Apa yang penting, saya melayan dia dengan baik, dengan ikhlas kerana saya tidak ada sebab untuk membalas layanan buruk dia. Dia masih teman yang baik buat saya sampai bila-bila walau apapun. Jadi, saya akan tetap layan dia sebaik dan seikhlasnya. " Melayani, melayani, lebih sungguh..

manusia biasa yang cuba menjadi teman yang baik..

maaf dari hati teman,